Senin, 25 November 2013

Kuliner Khas Kepulauan Riau

Gong Gong


Gong Gong.. ketika pertama kali mendengarnya pasti teman-teman akan berpikir apa itu gong gong? Gong gong, yaitu sejenis siput yang kerangnya mempunyai cangkang yg besar serta keras namun inilah yang akan menambah eksotis kaskuser sekalian jika sampean memakannya. Gonggong merupakan salah satu makanan seafood yang paling banyak di gemari dan dicari oleh pelancong yg singgah ke sini. karena menurut kabar gonggong hanya ditemui di di daerah laut sekitar  Batam. Rasanya pun sangat khas, Ujungnya seperti daging cumi, kenyal dan sedikit alot, tapi diujung lainnya dapat kita temukan dagingnya yang lembut.
Cara makannya pun sangatlah unik, kita pasti diberikan tusuk gigi guna mempermudah untuk menarik keluar daging tersebut. Gonggong disajikan hanya dengan direbus dan disantap dengan saos sambal. Olahan menu sederhana namun terkesan istimewa.
Di Jakarta sampai saat ini penulis belum dapat menemukan tempat yang ada jual gong-gong, mungkin hal ini karena gong-gong hidupnya sekitar perairan Kepulauan Riau. Jadi bila kalian ingin mencobanya, satu-satunya cara hanya datang mengunjungi daerah-daerah di Kepulauan Riau. Kalian bisa mengunjungi restoran seafood sei nam atau restoran yang terdapat di Jalan Batu Licin.

Kue Batang Buruk

Seperti yang diketahui, Kepulauan Riau merupakan tempat peninggalan Kerajaan Melayu. Saat ini, kue Batang Buruk lebih mudah ditemukan ketika menjelang lebaran. Kue Batang Buruk ini adalah kue dari Kerajaan Melayu, lebih kurang 450 tahun yang lalu. Kue Batang Buruk merupakan kue temurun kebanggaan masyarakat Tanjung Pinang,Kepulauan Riau. Mengapa? Karena dibalik kue tersebut ternyata tersimpan sejarah dari kerajaan Melayu. Kue batang buruk ini adalah kue dendam percintaan.
Sejarahnya dahulu kala ada seorang putri dari kerajaan Melayu bintan yang menyukai seorang laksamana, namun apa daya cintanya tak terbalas, untuk membalaskan sakit hatinya maka putri tersebut membuat kue yg akan dihidangkan kepada laksamana di depan raja. Jika laksamana tersebut memakan kue tersebut maka kue tersebut akan hancur atau remuk dan pecahan nya akan tersebar ke sekujur baju sang laksamana. Di dalam adat Melayu, ketika makan, makanan terserak-serak ke seluruh baju maka akan dianggap tidak sopan. Makanan yang awalnya hanya bisa dinikmati hanya oleh keluarga kerajaan saja. Pada saat sekarang dapat dinikmati siapa saja. Terdapat banyak sekali inovasi baru dari pilihan cita rasa kue Batang Buruk ini seperti keju.

Mie Lendir
Bagi warga yang bukan berasal dari TanjungPinang atau Batam pasti akan berpikir “Mie Lendir itu apa? Kenapa namanya aneh gitu? terbuat dari lendir ya?Mie Lendir bukanlah mie yang terbuat dari lendir atau hal aneh yang lain kok, Mie Lendir adalah Mie Rebus dengan Kuah Kacang yang lezat. Mie lendir terdiri dari mie kuning yang direbus bersama tauge. Pada saat penyajian, di bagian atas mie ini ada irisan daun bawang dan taburan bawang goreng. Satu buah telor rebus yang terbelah menjadi dua dan irisan cabe rawit hijau, menambah kenikmatan rasa mie lendir. Dan yang menarik disini adalah kuah dari mie lendir ini. Siraman kuah kacang yang berwarna kecoklatan dan kental hampir seperti lendir, membuat mie ini dinamakan mie lendir

Es Laksamana Mengamuk 


Es Laksamana Mengamuk adalah salah minuman dingin khas Kepulauan Riau yang menggunakan buah kuini sebagai bahan utama. Seperti Kue Batang Buruk, kue khas Kepulauan Riau yang telah dibahas tempo hari yang memiliki sejarah yang menarik. Nah, Es Laksamana Mengamuk ini juga memiliki sejarah yang menarik juga loo.. Konon, keberadaan minuman ini berawal dari mengamuknya seorang laksamana di kebun kuini. Laksamana tersebut mengamuk lantaran istrinya dibawa lari oleh pemilik kebun kuini tersebut. Sang laksamana menebas-nebaskan pedangnya ke seluruh penjuru, hingga puluhan buah kuini hancur karena kemarahannya ini. Usai sang laksamana menuntaskan kemarahannya dan pulang, orang-orang di sekitar kebun kuini mengambil puluhan buah kuini yang sudah tercincang dan terhampar di rumput. Pada awalnya, orang-orang tersebut bingung, akan diapakan buah kuini yang telah terpotong-potong tersebut. Hingga salah seorang wantia, mencampurkan potongan-potongan buah kuini itu dengan air santan dan gula merah. Jadilah minuman segar, yang pada waktu itu langsung dinikmati oleh orang sekampung.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar